Populasi sapi potong di Indonesia yang dikuasai oleh para feedloter hanya sekitar 10% sedangkan sisanya 90% dimiliki oleh peternak. Oleh karena itu apabila pemerintah mau memenuhi kebutuhan daging sapi yang telah mencapai lebih dari 4 gram/kapita/hari atau setara dengan 20 juta an ekor sapi pertahun, harus dapat membenahi secara menyeluruh sistem peternakan sapi rakyat yang saat ini belum berkembang secara optimal. Salah satu kendala dalam usaha penggemukan sapi potong di masyarakat adalah ketidakmampuan peternak dalam memilih bibit yang berkualitas dan pemberian pakan yang tidak stabil dalam kuantitas dan kualitasnya demikian yang dikatakan Dr.Ir. Bambang WHEP, MS., M.Agr.Sc. dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip semarang dalam kuliah umumnya di Fakultas Peternakan Unwiku Selasa, 19 April 2016. Dosen yang sekaligus pelaku bisnis sapi potong dan ternak ayam petelur serta pabrik pakan ini menjelaskan bahwa sapi lokal hanya mempunyai pertumbuhan sekitar 0,4 kg/hari berbeda dengan Limousin dan Simmental yang dapat mencapai 1,2 kg/hari, sehingga dibutuhkan sentuhan teknologi dari para calon Sarjana Peternakan sangat dibutuhkan. Berdasarkan pengalamannya sebagai konsultan dan pemilik usaha peternakan PT. Berkah Sentosa Semarang, usaha peternakan sangat menjanjikan keuntungan yang besar dan dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak.
Sementara itu dalam sambutannya Dekan Fakultas Peternakan Unwiku Dr.Ir. Doso Sarwanto, MP menyatakan bahwa ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan daging sapi yang murah untuk masyarakat adalah sebuah tantangan dan peluang bagi para calon Sarjana Peternakan Unwiku. Oleh karena itu topik Industri Feedlot sangat tepat untuk diberikan secara ilmiah dan praktis oleh Dr.Ir. Bambang WHEP, MS., M.Agr.Sc. dosen yang sekaligus pengusaha sukses dibidang feedlot dan pabrik pakan ternak. Selanjutnya disampaikan pula bahwa kegiatan Kuliah Umum rutin dilaksanakan setiap semester untuk menambah ilmu pengetahuan dan motivasi mahasiswa Fapet Unwiku..
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.